Senin, 14 November 2011

Hati-hati Perbaiki Gigi Anda!

Hati-hati Perbaiki Gigi Anda!  


Siapa yang tak ingin sehat jasmani maupun rohani? Siapa yang tak ingin tampil sempurna? Segala daya upaya dikerahkan setiap individu untuk memperelok penampilan dari mulai ujung rambut hingga ke ujung kuku.

Nah, ada satu hal lagi yang pasti akan berpengaruh banyak pada penampilan seseorang. Senyum indah yang tercipta dari susunan gigi apik dan sehat.

Gigi dan juga kesehatan mulut sudah disadari sebagian orang sebagai bagian tubuh yang tidak hanya harus dirawat dan dijaga kesehatannya. Tapi, diperbaiki sedemikian rupa agar penampilan makin sempurna.

Menjawab antusiasme masyarakat berbagai tempat perawatan gigi bermunculan. Dokter gigi jadi pilihan satu satunya untuk merawat gigi. Namun tunggu dulu, ternyata dokter bukanlah satu-satunya tempat untuk memperindah bentuk gigi. Ada satu profesi penyedia jasa yang juga dilirik orang, yakni tukang gigi.

Tak sulit menemukan tempat praktik para tukang gigi ini. Di pinggir-pinggir jalan usaha jasa yang hanya mengandalkan keterampilan ini kian menjamur. Namun keberadaan mereka bukannya tak menimbulkan kontroversi. Sejauh mana kompetensi dan keahlian tukang gigi dalam hal memperbaiki masalah gigi dan mulut wajib diketahui lebih dulu oleh calon pasiennya.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan kewenangan tukang gigi hanyalah sebatas pada membuat gigi palsu lepasan dan tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaaan lainnya yang menyangkut kesehatan dan keindahan gigi. Lalu apakah aturan main ini dipatuhi oleh para tukang gigi?

Untuk membuktikannya tim Sigi, belum lama ini, sengaja menyambangi salah satu tukang gigi di Jakarta. Di sinilah pelanggaran mulai terlihat. Ternyata si tukang gigi ini menyediakan pula jasa pemasangan kawat atau behel gigi. Jenis perawatan yang sebenarnya dilarang dilakukan tukang gigi tentu dengan harga yang jauh lebih murah dibanding dokter.

Awas! Ikan Asin Berpemutih

Awas! Ikan Asin Berpemutih  


Tidak hanya sayur mayur yang banyak diburu konsumen. Ikan asin juga merupakan salah satu barang dagangan paling laris manis. Dari mulai ikan asin mini, seperti teri, sampai ikan asin berukuran jumbo, seperti ikan pari laris diburu pembeli.

Jika melihat ikan asin di pasar, semua pasti terlihat normal dan baik baik saja. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, baru Anda bisa melihat perbedaan antara ikan asin yang masih bagus dan tidak.

Para pengolahan ikan asin di Jakarta Utara mengaku mendapatkan ikan segar dari para nelayan yang baru saja dari laut. Mereka lalu mengolahnya dengan memanfaatkan terik sinar matahari. Cara ini menjadi media alami untuk mengeringkan ikan. Cara tradisional ini pula yang hampir selalu menjadi jurus andalan para pengasin ikan.

Sayang, ada saja pihak yang ingin mendapatkan cara instan untuk menutup atau menghilangkan noda kotoran pada ikan asin. Meski tidak lagi menggunakan formalin untuk memperindah tampilan ikan asin. Namun mereka menggunakan zat kimia berbahaya berupa pemutih atau hidrogen peroksida. Padahal bahan kimia berbahaya ini biasanya hanya digunakan untuk memutihkan kayu, pakaian, dan bahan biang pembersih lantai.

Kenyataan ini memang cukup mengerikan. Apalagi ikan yang sudah diberi pemutih itu juga dikonsumsi masyarakat luas. Penggunaan zat pemutih pada ikan jelas tak jauh beda bahayanya bagi kesehatan dibanding penggunaan formalin.

Penggunaan zat kimia berbahaya hidrogen peroksida atau yang populer dengan sebutan cairan pemutih terhadap ikan asin teryata sudah berlangsung cukup lama. Pemasarannya pun tidak hanya di wilayah Jakarta. Para pelaku biasanya juga memasarkannya ke wilayah Bogor, Cianjur, dan Bandung, Jawa Barat.

Ironisnya, penjualan zat pemutih berbahaya dapat dengan mudah diperoleh di sejumlah toko kimia. Ini membuat para pedagang mudah memperolehnya. Untuk mengelabui masyarakat, pedagang biasanya menyelipkan ikan asin berformalin dengan ikan yang tak mengandung zat kimia. Kebanyakan pembeli tak mengetahui jika ikan asin yang mereka beli mengandung pemutih.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan masyarakat untuk tidak terkecoh dengan membeli penganan berbahaya yang mengandung zat kimia berbahaya. Peredaran zat kimia yang dapat membahayakan seharusnya diatur pihak yang berwenang. Tindakan hukum juga diperlukan untuk menjamin para konsumen.(APY/ULF)

Waspada...! Air Galon Palsu  


 Air minum adalah kebutuhan pokok yang tak bisa ditawar-tawar. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, setiap hari dibutuhkan dua sampai tiga liter air minum. Maka, pemandangan jamak akan terlihat setiap hari, semisal minum di tengah perjalanan, usai berolahraga, dan minum ditengah aktivitas lainnya. 

Karena itu pula, berbagai cara dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhannya akan air minum. Survei yang dilakukan Tim Sigi di kawasan Yogyakarta, misalnya, memperlihatkan buruknya kualitas air tanah di sejumlah wilayah Bantul yang mau tak mau memaksa sebagian warga beralih pada air kemasan untuk minum. Tak heran, air minum dalam kemasan laris manis dan jadi primadona.

Namun, hal ini pula yang kemudian harus jadi perhatian. Hati-hati, makin laku suatu produk maka makin besar risiko pemalsuan oleh orang-orang tak bertangung jawab. Lihat saja kasus pemalsuan air isi ulang yang terjadi disebuah rumah kontrakan di Dusun Tangkil Srihandono Pundong, Bantul.

Kasus ini terbongkar dari kecurigaan warga terhadap aktivitas penghuni yang sering membawa galon kosong saat sore hari dan esoknya galon-galon itu sudah berisi air yang siap dipasarkan. Ternyata, air isi ulang itu berasal dari sumur. Praktik culas ini hampir dua bulan dijalankan pelaku.

Untuk membuktikan fakta di lapangan seputar pemalsuan air kemasan ini, Tim Sigi menelusuri warung-warung yang pernah ditawarkan pelaku. Awalnya tak ada jejak pemalsuan air isi ulang. Tak menyerah, kami mengendus lebih jauh. Fakta ini kami dekatkan dengan lokasi pembuatan air galon palsu dimana ada keterangan janggal yang diberikan pemuka warga berkaitan kegiatan dalam rumah kontrakan pelaku yang digerebek polisi.

Berbekal informasi dari sejumlah warung yang sempat memperjualbelikan air isi ulang rekayasa, yaitu air mentah yang dicampur air matang ini dan juga keterangan dari sejumlah warga, Tim Sigi bergerak cukup jauh meninggalkan lokasi Pundong. Tim mendatangi sebuah rumah yang dicurigai masih memproduksi air galon palsu. Bukti-bukti mencurigakan ditemukan di sini.

Sayangnya, Tim Sigi kesulitan mencari bukti yang lebih kuat, semisal produksi air isi ulang palsu yang tengah berlangsung. Dugaan kuat, karena tengah menjadi sorotan setelah penggerebekan salah satu lokasi pengoplos air galon palsu, sang pelaku "tiarap" dulu.

Namun, upaya menggali kebenaran seputar air galon palsu terus dilakukan. Lihat dan jangan terkecoh, galon-galon air minum ini sebenarnya palsu. Kemasan air isi ulang ini disita polisi menyusul terbongkarnya praktik ilegal air isi ulang oplosan yang dikerjakan sindikat yang dikomandani oleh Joni.

Joni dan dua sekondannya dibekuk polisi saat memproduksi air isi ulang dari air sumur di rumah kontrakannya di Dusun Tangkil Srihardono Pundong, Yogyakarta. Agar meyakinkan konsumen, galon, merek, dan tutup segelnya tetap memakai label produk resmi yang asli. Tak heran sepintas air tampak bersih dan layak konsumsi. Untuk menghindari kecurigaan, tersangka menjualnya ke warung di wilayah pinggiran kota, seperti Jetis, Sleman, dan Kulon Progo.

Angka galon isi ulang yang telah mereka pasarkan jumlahnya cukup mencengangkan. Sedikitnya sekitar 1.000 galon air isi ulang telah dibuang ke pasaran dalam waktu singkat dua bulan beroperasi. Sejauh ini produk air kemasan yang paling diincar para pelaku adalah produk merek terkenal. Alasannya, gampang menjualnya ketimbang memalsukan produk lain.

Jaringan pemalsu melebar tak hanya di Bantul. Telunjuk informan Sigi pun mengarah ke Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Di sini kami dipertemukan dengan seorang pemalsu air minum kemasan yang masih beroperasi. Bedanya, air yang dipalsukan didapat dari depo air isi ulang miliknya, namun menggunakan galon label dan penutup yang seolah-olah asli galon produk air kemasan terkemuka.

Hasil uji laboratorium menjelaskan dengan gamblang tentang kandungan air minum kemasan maupun isi ulang yang tak melalui proses sterilisasi sesuai standar. Untuk mengetahui kandungan air produksi Joni dan rekannya yang menggunakan air sumur dioplos air matang, Tim Sigi membawa sampel air itu ke laboratorium Dinas Kesehatan Bantul. Pengujian menggunakan Standar Nasional Indonesia dengan parameter unsur bakteriologis dan kimia.

Langkah pertama, analis laboratorium mengambil sampel dari sumber air sumur yang diduga tidak layak konsumsi menggunakan botol yang sudah disterilkan supaya tidak terkontaminasi bakteri lainnya. Bakteri kemudian dimasukkan ke dalam act incubator yang berfungsi sebagai pemanas dan didiamkan dalam waktu tertentu. Suhu pun harus terjaga benar 36 derajat Celcius. Hasilnya, uji air minum kemasan produksi Joni sangat tidak sehat untuk dikonsumsi.

Untuk mengetahui air ini mengandung bakteri, sampel yang telah diendapkan 48 jam harus diencerkan melalui proses pemanasan untuk kemudian dipindahkan ke tabung reaksi yang tumbuh bakteri. Tahap berikutnya dilakukan uji untuk mengetahui ada tidaknya bakteri ekoli dan koli tinja dalam kandungan air.

Sampel yang telah diuji dibekukan sebelum disimpan di inkubator dalam suhu 37 derajat Celcius untuk uji bakteri ekoli dan 44 derajat Celcius untuk bakteri koli tinjanya selama 48 jam. Seperti sudah diduga sebelumnya, air kemasan produksi Joni positif mengandung bakteri ekoli.

Meski sudah banyak kasus yang terungkap, Asosiasi Pengusaha Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) maupun Yayasan Lembaga Konsumen Yoyakarta mengeluhkan rendahnya sanksi hukum bagi para pelaku. Yayasan Lembaga Konsumen Yogyakarta hanya bisa mengeluarkan rekomendasi seputar antisipasi air kemasan palsu yang beredar di Tanah Air.

Kasus-kasus pemalsuan air kemasan maupun penipuan konsumen seputar air isi ulang yang sempat kami investigasi menjadi bukti bahwa perlindungan konsumen belum bisa dipertanggungjawabkan di negeri ini. Alangkah baiknya jika urusan air minum yang memenuhi harkat orang banyak ini segera dicari jalan keluarnya oleh pemerintah. Karena kami, masyarakat Indonesia butuh air minum yang bersih dan sehat. Simak selengkapnya investigasi Tim Sigi dalam tayangan video program Sigi edisi Sabtu, 14 Mei 2011. Selamat menyaksikan.(ADO)

Sulitnya Bedakan Bakso Tikus dan Sapi

Sulitnya Bedakan Bakso Tikus dan Sapi  


 Mi bakso menjadi jajanan favorit. Warga dari berbagai kalangan dan usia banyak yang menyukai menu ini. Daging kenyal nan gurih sangat mengundang selera. Mi bakso merupakan makanan relatif murah dan cukup terjangkau. Saking populernya, jajanan ini banyak dijumpai di seluruh pelosok negeri.

Para pedagang bakso biasanya membeli bahan olahan seperti daging sapi. Inilah yang merupakan bahan utama pembuatan bakso di pasar. Pilihan beragam mulai dari kualitas yang rendah sampai kualitas terbaik. Semua bisa didapat di sentra pasar daging.

Selain daging sapi, ada juga los-los tertentu yang menyediakan bumbu yang biasa digunakan untuk bakso. Dari tepung terigu sampai bahan pengawet dijual bebas. Bahan kimia jenis benzoat biasa digunakan untuk mengawetkan juga membuat daging bakso lebih kenyal. Di mana bila digunakan tak sesuai aturan maka akan sangat berbahaya bagi tubuh.

Kebutuhan para pecinta kuliner mi bakso yang begitu besar, dimanfaatkan sejumlah pedagang bakso nakal. Mereka melakoni berbagai tipu daya. Supaya mendapat untung berlipat-lipat, mereka mencampur bakso dengan daging sapi palsu.

Seorang informan membisikkan sebuah informasi mengejutkan sekaligus menjijikkan. Daging bakso berbahan dasar tikus beredar di kawasan Jawa Tengah. Tim SIGI langsung menginvestigasi sebuah tempat di Jateng, berupaya melacak pedagang nakal.

Dari hasil investigasi, dijumpai seorang sedang berburu berbekal senapan angin dan senter. Target lokasi bukan hutan, melainkan tempat pembuangan sampah. Layaknya penembak jitu, sekali bidikan nyawa seekor binatang pengerat pun melayang.

Tak lama si pemburu mengutip hasil buruan tanpa rasa jijik. Akhirnya .... jelang dini hari si pemburu pulang membawa hasil buruan. Hewan pengerat sebagai bahan dasar bakso sudah di tangan. Kini tinggal memberi sentuhan campuran daging sapi untuk mengelabui. Tujuan berikutnya pasar daging.

Trik kotor pencampuran daging hewan pengerat dengan daging sapi sangat tak terpuji. Parahnya lagi, si pelaku menambahkan zat kimia benzoat dan borax dalam jumlah yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

Nah sekarang lokasi pembuatan bakso. Daging serta bumbu telah disiapkan untuk segera diolah menjadi satu. Persiapan yang cukup matang. Aroma menyengat dan memualkan mulai tercium dari bangkai tikus. Perut langsung bergolak menahan mual yang amat sangat.

Agar bisa tercampur sempurna dengan daging sapi hasil gilingan, seekor binatang pengerat terlebih dulu dibersihkan. Cara paling praktis dan mudah dengan dibakar untuk membersihkan bulu. Tapi pilihan ini berisiko besar karena bisa ketahuan tetangga.

Bukan penipu kalau tak bisa menyiasatinya. Untuk menghilangkan asap dan bau yang cukup menyengat, cara lain digodok selama 15 menit. Agar bisa tercampur sempurna dengan daging sapi, daging palsu terlebih dahulu diblender sampai halus. Proses pencampuran diupayakan sampai rata agar tersamar dengan daging sapi hasil gilingan.

Tak lama jadilah bakso. Palsu tentunya. Dari warna, kekenyalan, serta bau sulit dibedakan dengan bakso sapi asli. Cara ini terpaksa diambil mengingat banyaknya penggemar bakso.

Keberadaan bakso tikus membuat gerah pedagang bakso yang terhimpun dalam Paguyuban Pedagang Mi Bakso di kawasan Kota Semarang, Jateng. Mereka bereaksi menanggapi pedagang mi bakso yang memakai bahan dasar daging tikus. Pedagang bakso keliling pun protes.

Pedagang bakso yang menjalankan usaha dengan halal tentunya geram terhadap hal ini. Mereka lantas minta dijatuhkan sanksi yang berat kepada oknum pembuat dan pedagang bakso berbahan campuran binatang pengerat.

Minimnya pembinaan kepada pedagang bakso menjadi salah satu penyebab penyalahgunaan daging hewan pengerat ini. Mereka tak tahu atau bahkan tak mau tahu dampak negatif bagi kesehatan bila dikonsumsi manusia.

Bagi konsumen, harus benar-benar perhatikan aroma, tampilan warna, rasa, dan yang terakhir harga. Jangan mudah tergoda dengan harga murah. Ingat waspada dan teliti dalam memilah makanan yang anda konsumsi.(AIS)

Jebakan Gorengan Berbumbu Plastik

Jebakan Gorengan Berbumbu Plastik  


Surga makanan berbasis gorengan bisa Anda jumpai dimana-mana. Karenanya penikmat gorengan tak akan pernah khawatir makanan renyah dan gurih ini hilang di pasaran. Pasalnya, usaha ini juga digandrungi banyak pedagang. Penganan yang dijual sederhana ini, tak membutuhkan banyak keakhlian untuk membuatnya, cukup bermodal bahan baku seperti tempe, tahu plus sedikit bumbu dan minyak goreng.

Meski belakangan pola hidup dan pola makan terutama masyarakat perkotaan mulai berubah, salah satunya menghindari makanan mengandung lemak ataupun minyak, penggemar gorengan tak jua surut. Cara menikmatinya pun beragam, ada yang asal comot saja buat cemilan, tapi ada pula yang menjadikannya layaknya ritual. Menyeduh teh dan kopi panas rasanya tak lengkap jika tak disajikan bersama penganan gorengan.

Salah satu pedagang gorengan adalah Wirta. Belasan tahun ia menjajakan penganan gorengan di wilayah Jakarta Pusat. Ia mengaku trik ataupun resep dia dapatkan dari kerabatnya, yaitu penganan berbahan baku tepung terigu, sayuran bahkan bumbu untuk melezatkan gorengannya.

Dengan modal Rp 300 ribu dagangan gorengannya bergulir tiap hari. Wirta pun hanya mematok harga yang sangat murah, yakni Rp 500 per satu gorengan. Bisa dibayangkan betapa kecil Wirta mengambil keuntungan. Tapi ia yakin setiap pedagang akan mendapat rezekinya jika berjualan dengan jujur dan mementingkan kualitas.

Namun, berjualan dengan cara jujur tak melulu menarik perhatian pedagang. Trik menjerat pembeli juga tak selalu dengan cara yang sportif. Disinyalir ada segelintir pedagang gorengan nakal yang menggunakan bahan kimia dicampur minyak goreng dengan jumlah yang tak bisa dipertanggungjawabkan. Padahal, upaya curang seperti itu bukan hanya merugikan konsumen tapi ada bahaya lain mengintai.

Rumor tak sedap itu menyebutkan bahwa minyak goreng yang digunakan ternyata ada yang dicampur plastik. Untuk membuktikan kebenaran berita itu, salah satu pemain, pedagang gorengan yang kabarnya menggunakan minyak goreng berbumbu plastik, ditemui Tim Sigi untuk menyerap informasi lebih jauh seputar proses pembuatannya.

Langkah awal belanja kebutuhan bahan-bahan baku untuk membuat penganan gorengan. Bahan utama dari kudapan gorengan, yakni tempe, tahu, tepung terigu juga bumbu penyedapnya satu persatu dibeli.

Proses olahan pun dimulai. Sang pedagang mengupas, memotong, menyiapkan bahan baku terlebih dulu. Proses pembuatan dilanjutkan membuat olahan bumbu untuk gorengan. Biasanya ada sebagian pedagang yang menggoreng dagangannya di rumah. Ketidaklaziman muncul disini. Plastik yang biasanya digunakan untuk membungkus tiba-tiba dicampurkan sang pedagang kedalam minyak gorengannya.

Berbagai macam penganan gorengan yang juga bisa dijadikan lauk itu siap dijajakan. Catatan pentingnya penganan ini sudah terkontaminasi plastik. Namun, si pedagang nakal inipun mau memberikan bocoran cara membedakan penganan yang diproses dengan minyak goreng bercampur plastik.

Lalu bagaimana akibatnya jika gorengan mengandung plastik dikonsumsi oleh manusia? Jelas-jelas itu berbahaya dan bisa mengundang penyakit serius. Plastik dinilai mengandung racun yang tinggi dan diklasifikasikan sebagai bahan kimia yang bisa menyebabkan penyakit kanker.

Secara kasat mata dan pengetahuan umum sungguh aneh dan sangat tak lazim makanan digoreng dalam minyak yang dioplos plastik. Ini jelas tak higienis dan tak layak dikonsumsi.

Tak ingin gegabah dan terlalu cepat mengambil kesimpulan, sampel penganan gorengan diambil untuk ditelisik. Sampel berupa tahu goreng, tempe goreng dan ubi goreng dibawa untuk dilakukan uji laboratorium di Laboratorium Badan POM di Jakarta.

Langkah awal proses uji laboratorium sejumlah sampel penganan gorengan difoto menggunakan alat near infra red atau screening terhadap tempe yang digoreng dengan minyak yang diduga bercampur plastik. Kedua dengan menggunakan kromatografi gas massa untuk memastikan jenis plastik apa yang terkandung dipenganan gorengan tempe dan tahu. Dan hasilnya sudah bisa ditebak, tempe maupun tahu buatan seorang pedagang gorengan nakal terindikasi terlarut plastik jenis polietilen.

Ini membuktikan kedua makanan tersebut sudah tak layak konsumsi. Selain dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan tubuh, ternyata efek jangka pendek juga bisa dirasakan pada beberapa orang yang sensitif atas penggunaan bahan kimia tertentu.(IAN)

Awas Sampah Obat!

Awas Sampah Obat!  


Kesehatan adalah investasi paling berharga dalam hidup. Kala tubuh sedang lemah atau terserang penyakit karena tertular virus, alternatif umum yang kerap dilakukan adalah memeriksakan penyakit ke dokter di rumah sakit ataupun klinik.

Dengan berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter, jika tak sehat, salah satu langkah yang biasa dilakukan dokter adalah memberi resep obat dengan takaran yang telah ditentukan. Tugas pasien, tentu saja menebusnya di apotek, tempat penjualan obat resmi.

Namun, ada obat-obat tertentu yang dijual bebas (tanpa resep) dan bisa dengan mudah didapatkan di toko atau warung obat. Dari survei secara acak yang dilakukan timSigi, beredar berbagai jenis obat yang telah kedaluwarsa alias tak layak konsumsi dan diperjualbelikan di warung-warung pinggiran di kawasan Jawa Tengah.

Yang lebih mengerikan lagi, obat-obatan kedaluwarsa itu didapat dari pemulung yang mengumpulkannya di tempat pembuangan sampah atau pembuangan limbah sebuah rumah sakit.

Siang hari, biasanya para pemulung mulai mengais sampah. Jika beruntung, gerobak mereka bisa penuh dengan obat-obatan. Petangnya, mereka melego temuan "harta karun" itu di sebuah lokasi yang sudah ditentukan. Di sana, mereka sudah ditunggu oleh pengepul sekaligus pengolah obat kedaluwarsa.

Lokasi mengolah obat umumnya terdapat di pemakaman. Pengolah obat telah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum masuk ke makam. Layaknya seseorang yang akan berziarah agar juru kunci pemakaman tak curiga.

Tempat yang sepi dari perhatian masyarakat ini memungkinkan si pengolah untuk menyulap obat kedaluwarsa yang kotor dan sudah rusak menjadi baru kembali dengan cairan khusus. Si pengolah obat seperti seorang profesional di bidang obat-obatan. Hanya melihat warnanya saja, ia dapat mengenali nama dan jenis obat.

Tak mudah menjual obat kedaluwarsa atau bodong ke warung langganan bila tidak ada perjanjian dengan para pemilik untuk mengakali para pembeli.

Menyimak perkembangan yang tak baik dari beredarnya obat kedaluwarsa, Dinas Kesehatan Kota Semarang sama sekali tidak menyarankan mengonsumsi obat kedaluwarsa ataupun yang didapat melalui bukan resep. Karena bukannya sehat, malah bahaya bagi kesehatan yang bisa dituai.(ASW/ANS)

Awas, Cendol Berboraks!

Awas, Cendol Berboraks!  


 Setelah berpuasa sehari penuh, makanan atau minuman berbuka yang menyegarkan begitu didamba. Jenisnya pun beraneka macam. Mulai dari kue-kue beraneka ragam bentuk dan warna. Sampai minuman seperti es cendol atau dawet. Semua terlihat sehat sebagai santapan berbuka puasa.

Apalagi pedagang yang menjajakan sajian berbuka puasa, mereka bertebaran hampir di tiap sudut kota. Tapi terkadang tampilan luar menjadi perangkap makanan yang tidak sehat. Buat membuktikannya, Tim Sigi mengikuti seorang penjual cendol di salah satu kota kecil di Jawa Tengah. Informasi yang didapat, pedagang satu ini menggunakan bahan kimia berbahaya seperti bleng atau yang lebih dikenal dengan boraks.

Bahkan narasumber Tim Sigi menyebutkan, bahan pewarna tekstil kerap dicampurkan dalam dawet yang dijual. Dengan kamera tersembunyi, tim bergerak mendekati sang pedagang. Tim lalu membeli satu porsi es cendol untuk uji laboratorium. Dan ternyata hasilnya sesuai dugaan.

Bukti otentik laboratorium sudah didapat. Tapi tim harus membuktikan bagaimana tindakan curang dipratikkan. Negosiasi pun dilakukan dengan si pedagang nakal. Tak lama berselang, didapat persetujuan. Pak Giman, penjual es dawet menuturkan kisah, telah menjajakan dagangannya selama dua tahun. Profesi ini terpaksa dijalani karena desakan ekonomi. Terlebih sebelumnya usaha Giman hancur beberapa tahun silam.

Sayangnya, Giman memilih jalan pintas untuk meraup keuntungan selangit. Yakni dengan mengorbankan konsumen yang tak paham bahayanya bagi keselamatan jiwa. Tampilan luar dawet yang dijual Giman berwarna hijau dan terlihat segar. Namun hasil uji laboratorium membuktikan, dawet dagangan si penjual mengandung boraks dan pewarna tekstil.

Dengan kamera tersembunyi, Tim Sigi mengikuti Giman ke pasar untuk membeli bahan dasar cendol. Bahan pengenyal dan pengawet yang dicari adalah boraks. Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks yang dalam dunia industri adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, dan pengontrol kecoak.

Bayangkan, bahan inilah yang digunakan sebagai pencampur makananan. Apalagi tak sulit menemukan bleng karena dijual bebas. Dari hasil survei acak ke beberapa pedagang, penggunaan bleng atau boraks di kalangan pembuat makanan tradisional lumayan dikenal.

Setelah urusan di pasar beres, Giman bergerak ke sebuah toko bangunan. Sungguh aneh, bahan pembuat makanan dicari di tempat yang tak semestinya. Bahan yang dibeli adalah tawas dan wanter yang biasa digunakan sebagai pewarna tekstil. Tentu saja, bahan kimia ini tak lazim untuk campuran makanan.

Tiba di rumah, Giman tak berlama-lama menyiapkan bahan yang dibutuhkan. Tangan cekatan Giman bekerja. Tak butuh waktu lama, dawet racikan lengkap dengan boraks dan bahan pengawet tekstil siap tersaji. Tinggal menyiapkan santan dan air gula sebagai pelengkap.

Buat yang satu ini, Giman kembali menggunakan jurus akal-akalannya. Ia menyiapkan santan abal-abal. Bukan dengan sari kelapa, tapi dengan tepung yang diracik sedemikian rupa menyerupai santan asli.

Tetapi hasil santan abal-abal tidak bisa tercampur dengan baik di air matang. Tidak kurang akal, Giman menggantinya dengan air mentah sebagai bahan dasar. Setelah semua siap, Giman pun berkeliling menjajakan es dawet.

Pengawasan terhadap pedagang cendol seperti Giman, tentu jarang dilakukan. Apalagi bleng dijual terbuka di pasar tradisional. Apapun alasannya, seharusnya pemerintah memberikan pengawasan lebih baik bagi penggunaan bahan kimia berbahaya.

Pembuatan cendol dengan bleng sebagai pengenyal dan pengawet, diakui Giman, dilakoni pula oleh pedagang cendol lain. Ironis. Ternyata sudah bertahun-tahun, bleng menjadi bahan campuran es dawet di sebagian pedagang dawet.

Sementara dawet adalah minuman khas Jateng yang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Sejatinya, dawet hanyalah berbahan dasar tepung beras ataupun sari pati buah aren. Dengan menggunakan bahan-bahan alami dan diolah secara tradisional, rasa-rasanya dawet sudah cukup lezat untuk dikonsumsi.

Apalagi di bulan puasa seperti saat ini. Dawet dipercaya mampu mengembalikan kesegaran setelah satu hari penuh berpuasa. Tapi tak semua penjual dawet berbuat nakal. Masih banyak pembuat dan penjual dawet yang bertanggung jawab.

Seperti yang dilakukan Wiyono. Pria berusia 27 tahun ini berjualan es dawet tanpa bahan pengawet atau pemanis buatan. Wiyono lebih menyiasati dagangan agar tampilan dan rasa lebih menarik, dengan menambahkan ketan sebagai campuran dawetnya.

Dengan begitu, Anda harus pandai-pandai memilih produk makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Sebagai bahan makanan, boraks tidak aman dikonsumsi. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati serta ginjal. Dan jika dikonsumsi sangat berlebihan, dapat menyebabkan pingsan hingga kematian.

Berikut tips mengonsumsi dawet yang aman untuk anda. Pertama, pilih dawet berwarna putih atau warna lain yang tak mencolok. Kedua, konsumsi dawet yang menggunakan pemanis alami, bukan sintetis. Bila bukan pemanis alami, biasanya ditandai adanya rasa pahit. Atau biasanya setelah dikonsumsi tenggorokan terasa kering dan gatal.

Kemudian yang terakhir, perhatikan rasa santan dari dawet. Santan yang baik dari sari kelapa biasanya gurih, tak terlalu asin dan asam. Di luar rasa itu dikhawatirkan menggunakan santan palsu.(AIS)

Es Buah Berpewarna Tekstil

Es Buah Berpewarna Tekstil  


Buka puasa tak lepas dari makanan dan minuman yang menggiurkan dan menyegarkan. Momen ini tentunya dimanfaatkan sejumlah pedagang dadakan untuk meraup uang. Namun, tahukah Anda ada pedagang nakal yang menjajakan makanan berbuka dengan zat kimia berbahaya?

Dinas Kesehatan Jawa Tengah yang tak ingin kecolongan, menggelar razia dadakan di Boyolali, Jateng, baru-baru ini. Uji sampel membuktikan sejumlah pedagang masih nekat mencampur bahan kimia berbahaya dalam penganan olahannya. Tujuannya agar pembeli tertarik dengan jajanan yang tampak segar, lebih awet, dan tak mudah basi.

Di laboratorium, sampel es buah dites dengan sangat teliti. Mulai dari uji warna hingga unsur kimia yang terkandung dalam buah. Es buah yang dijajakan di pinggiran ternyata mengandung zat warna yang digunakan untuk tekstil.

Lantas, dari mana pedagang mendapatkan bumbu berbahaya dagangannya itu? Toko kimia adalah tujuan utama si pedagang es buah membeli zat warna untuk membeli wanter, alias pewarna pakaian.

Setelah dari toko kimia, pedagang nakal kemudian kembali berbelanja di pasar tradisional. Belanjaannya berupa bahan pengawet boraks, yang juga tergolong zat kimia berbahaya. Jika bahan baku sudah lengkap, maka pedagang tinggal membeli buah.

Dari investigasi tim Sigi SCTV, buah-buahan yang akan dijajakan tak melalui proses pencucian. Melon yang sudah dikupas masuk dalam toples, lalu dicampur begitu saja dengan air mentah. Begitu pula dengan cendol, cincau, dan tapai. Tak ketinggalan belewah yang sudah busuk pun, ikut masuk dalam formula pembuatan es buah.

Jurus berbahaya masih terus dikeluarkan si pedagang es buah dengan mencampur pengawet bernama bleng atau borax, yang jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan berisiko untuk kesehatan.

Selanjutnya gula pasir sebagai pemanis dan ajian pamungkas pun dikeluarkan oleh pelaku. Agar warna es buah menarik perhatian, dioploslah wanter--zat warna kimia yang biasa digunakan untuk pakaian--ke dalam es buah.

Jika penderitaan ini diurutkan, lengkap sudah. Mulai dari campuran air mentah, bleng atau borax sebagai pengawet dan pewarna tekstil, hingga wanter, semua bersarang di dalam es buah yang siap dilahap konsumen. Dan. selengkapnya Anda dapat menyimak video Sigi edisi kali ini.(ASW/ANS)

Renyahnya Kerupuk Berpemutih

Renyahnya Kerupuk Berpemutih  


 Lebaran adalah momen bahagia utamanya untuk umat muslim. Saling berkunjung, bersilaturahmi ke sanak saudara, kerabat, teman dan tetangga jadi bagian tak terpisahkan. Tapi ada juga yang menghabiskan waktu berlibur ke tempat-tempat wisata. Dan tentu saja tak ketinggalan menikmati jajanan kuliner khas daerah wisata.

Kegembiraan bepergian dan makan bersama keluarga bisa jadi titik lengah dan kurang waspada. Makanan yang kita santap terkadang tak lagi kita teliti kebersihannya dan kemungkinan lain mengandung bahan kimia berbahaya. Informasi berharga itu diperoleh Tim Sigi dari sejumlah sumber di Jawa Tengah.

Ternyata kabar itu bukanlah isapan jempol belaka. Seorang informan dengan yakin memandu perjalanan menuju rumah peracik kerupuk kulit yang dipercaya menjual kerupuk dengan formula yang membahayakan kesehatan.

Setelah bernegosiasi pembuat kerupuk kulit sepakat menunjukkan cara pembuatan kerupuk. Tak punya dapur khusus si pembuat kerupuk kulit mempersiapkan bahan yang dibutuhkan untuk menyulap kulit sapi menjadi kerupuk kulit yang renyah. Ternyata kulit sapi yang jadi bahan utama sudah tak layak pakai.

Seluruh bahan yang dibutuhkan telah siap. Kulit lawas, minyak goreng, dan campuran racikan pamungkas cairan hidrogen peroksida atau yang dikenal dengan pemutih dan tawas.

Kini kerupuk kulit siap dibuat. Pertama, kulit-kulit busuk ini direndam dalam campuran hidrogen peroxida dengan tawas selama kurang lebih satu sampai dua jam. Intinya sampai kotoran di kulit terangkat bersih. Setelah itu dikeringkan dengan cara dijemur. Bentuk dan warna kerupuk yang menggugah selera pun didapat. Simpel sekali.

Penggunaan cairan pemutih dan tawas bukan tanpa alasan. Bahan-bahan ini sangat berguna agar kulit yang sudah tidak layak pakai tadi, bisa disulap jadi terlihat sangat layak untuk bahan baku kerupuk.

Untuk mengantisipasi harga kulit yang mahal mereka berburu kulit dengan kualitas buruk untuk mendapatkan harga kompetitif. Namun risiko dibalik pembuatan kerupuk kulit dengan campuran pemutih dan tawas ini, sesungguhnya cukup besar pengaruhnya bagi kesehatan.

Potret atau fenomena pembuatan kerupuk dengan campuran bahan kimia berbahaya ternyata juga ada di lokasi lain. Tempatnya di pinggiran sebuah kota yang tak jauh dari lokasi pembuatan kerupuk kulit tadi.

Jenisnya berbeda, yaitu kerupuk lempeng berbahan dasar tepung tapioka. Sang peracik kerupuk tak segan segan menunjukkan bahan kimia berbahaya bukan untuk makanan, yaitu bleng sebagai formula andalan untuk mengenyalkan bahan dasar kerupuk.

Tepung tapioka plus tepung terigu dicampur air diaduk manual dengan tangan lalu ditambahkan bumbu penyedap serta bleng sebagai pengenyal. Seluruh bahan baku ini dimasukkan plastik lalu direbus selama kurang lebih 15 menit. Dan, bahan kerupuk lempeng matang sempurna kekenyalannya sehingga memudahkan kerupuk dipotong tipis.

Mmmhhh...terlihat sangat renyah dan gurih dan sangat mneggoda selera terutama para penyuka kerupuk. Tapi ingat bleng adalah bahan kimia berbahaya bukan untuk makanan. Jika dikonsumsi manusia dalam jangka waktu lama bisa berbahaya karena dapat memicu kanker.

Uji laboratorium terhadap penggunaan bleng pada kerupuk lempeng coba dilakukan. Hasilnya kerupuk tersebut positif mengandung boraks yang jelas-jelas berbahaya bagi kesehatan.

Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks Biasanya digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan pengontrol hama seperti kecoak.

Kerupuk kulit atau yang juga dikenal dengan sebutan krecek begitu digemari masyarakat. Beragam menu masakan bisa diciptakan dengan bahan kerupuk kulit ini. Inilah sebabnya pedagang semacam itu mampu berjualan kerupuk kulit selama bertahun-tahun, meski mereka menjual kerupuk kulit berpemutih.

Cairan pemutih atau juga dikenal dengan hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat. Biasanya digunakan sebagai pemutih, disinfektan dan juga sebagai bahan dasar roket.(IAN)

Gurihnya Tempe Berpewarna Tekstil

Gurihnya Tempe Berpewarna Tekstil  



 Siapa yang tak kenal tempe? Makanan hasil fermentasi antara kedelai dan sejenis jamur ini banyak penggemarnya. Selain harganya murah dan mudah didapat, rasanya juga lezat.

Melihat tampilan tempe setelah dimasak, perut langsung keroncongan. Belum lagi mencium harumnya, tidak tahan ingin segera menyantap makanan murah meriah ini. Tak hanya lezat, sepotong tempe mengandung berbagai unsur bermanfaat, seperti protein nabati terbaik serta komponen antibakteri yang bermanfaat besar bagi kesehatan.


Kelengkapan gizi dan vitamin dalam makanan berbasis kedelai inilah yang membuat tempe amat baik untuk diberikan ke segala kelompok umur, dari bayi sampai orang lanjut usia. Jadi, layak penganan ini disebut makanan semua umur.

Cuma itu saja fungsinya? Tunggu dulu, masih ada manfaat lain dari tempe. Tempe bisa mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker dan dapat menurunkan kadar kolesterol.

Mencari bahan mentah persediaan juga tak sulit. Tempe didistribusikan para pedagang dan pengrajin tempe di warung-warung maupun di pasar tradisional. Di pasar, berbagai jenis tempe dijual dengan bentuk dan warna yang beragam.

Beberapa pedagang tempe yang menjual tempe produksinya sendiri mengamini penggunaan pewarna agar tempenya terlihat cerah serta menarik. Tentu pewarna yang digunakan diyakini aman untuk dikonsumsi.

Namun, di tengah upaya sekelompok perajin dan pedagang tempe dengan cara yang jujur, muncul segelintir perajin tempe nakal. Mereka menggunakan zat pewarna tekstil yang tidak bisa dipertanggungjawaban dengan berbagai macam alasan.

Tim Sigi mencoba melacak kebenaran perajin tempe yang menggunakan zat pewarna tekstil. Salah satu perajin tempe yang konon pernah menggunakan pewarna tekstil tim Sigi dekati. Dari informasinya, tim Sigi mencari perajin tempe yang masih menggunakan pewarna tekstil dan berhasil. Berkat bantuan seorang narasumber tim Sigi, perajin itu bahkan bersedia mengungkap rahasia dapurnya membuat tempe yang dicurigai mengandung zat kimia berbahaya.

Seperti telah diduga, serbuk pewarna yang berbahaya juga dibeli si perajin tempe nakal tersebut. Ia lalu memasak, merendam, mencuci, dan meniriskan kedelai sebelum mencetak dalam kemasan plastik. Saat menaburi kedelai dengan ragi, si perajin tempe mengeluarkan senjata rahasianya, yaitu menaburi dua sampai tiga sendok serbuk pewarna ke dalam tong penampung kedelai. Maksudnya agar tempe kelihatan cerah dan menarik. Tapi, jika benar ada kandungan zat warna berbahaya, tentu saja ini cara yang salah.

Upaya curang seperti itu bukan hanya merugikan dan menipu konsumen, namun ada bahaya lain yang tidak kentara. Tempe yang mengandung pewarna tekstil jika dikonsumsi manusia bisa mengundang penyakit serius. Pewarna tekstil mengandung zat kimia berbahaya dan diklasifikasikan sebagai bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker.

Tak ingin buru-buru menarik kesimpulan, tim Sigi mengambil sampel tempe yang kami curigai mengandung zat kimia berbahaya. Sampel berupa tempe yang siap dipasarkan maupun masih dalam bentuk olahan, diuji di laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Uji sampel tempe menggunakan metode pengujian food security kit, metode pengujian bahan kimia dalam makanan. Fungsinya yaitu memeriksa kualitas makanan dari kontaminasi zat kimia berbahaya secara kualitatif. Hasilnya, dari keempat sampel tempe yang diuji, ada yang positif mengandung mengandung rhodamin b, zat kimia bukan untuk makanan.

Tempe yang mengandung zat kimia berbahaya apabila dikonsumsi terus menerus akan terakumulasi dalam tubuh dan berdampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan tubuh. Pengawasan terkordinasi dari semua pihak terhadap pelanggaran pengolahan tempe yang merupakan industri rumahan dinilai masih amat kurang. Hal inilah yang menjadi sorotan serius Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.

Di sisi lain, tak bisa di pungkiri alasan perajin tempe menggunakan pewarna sebagai penarik dagangannya. Tempe yang diberi pewarna secara fisik lebih menarik lantaran biji kedelai terlihat cerah dan warna tempe terlihat kekuning-kuningan. Lantas, bagaimana caranya agar kita terhindar dari pemakai zat kimia berbahaya?

Tempe berpewarna biasanya biji kedelai terlihat kuning kerah. Selain itu, tempe cepat busuk dan berwarna kekuningan setelah dimasak. Sementara tempe tanpa pewarna umumnya biji kedelainya terlihat putih. Tempe juga bertahan lebih dari satu hari dan bewarna kecokelatan setelah dimasak.(BOG)

Waspada "Susu Murni" Anti-Basi

Waspada "Susu Murni" Anti-Basi  



 Kesadaran untuk hidup sehat sudah menjadi gaya hidup sebagian kalangan masyarakat di Tanah Air. Aktivitas itu dipercaya bisa meminimalkan kemungkinan terserang penyakit.

Selain itu, masyarakat juga mulai menyadari kebutuhan akan makanan dan minuman bergizi sebagai asupan tambahan untuk menjaga kesehatan. Minum susu, misalnya. Minuman yang banyak mengandung vitamin dan protein ini, banyak penggemarnya baik anak-anak maupun orang dewasa. Susu seperti menjadi asupan wajib bagi mereka yang ingin sehat.

Segmen pasar yang luas mendorong usaha berjualan susu jadi primadona. Salah satunya susu murni yang tak pernah kehilangan pelanggan. Contoh gamblang yang dialami seorang penjual susu di wilayah Jawa Tengah. Warungnya sudah menyediakan susu murni sejak lima puluh tahun silam. Para pelanggannya punya alasan beragam seputar kegemaran mengkonsumsi susu murni.

"Selain menyehatkan, susu sangat berguna untuk menguatkan stamina," ujar Jarwo, salah seorang pelanggan.

Dengan harga cukup murah Rp 3.500 per gelas, susu murni siap dinikmati. Dalam sehari warung susu ini bisa menjual puluhan liter susu dalam berbagai rasa. Namun, jika susu yang dijualnya tak laku dan mulai basi ia mengaku susu itu tak dijualnya.

Untuk mengetahui kualitas susu murni terjamin kebersihan dan kesehatannya, Tim Sigi Liputan 6 SCTV mendatangi peternakan khusus sapi perah di daerah Gunung Pati. Di peternakan ini, Tim Sigi melihat sapi perah yang sehat. Sebelum diperah, sapi dibersihkan terlebih dulu agar terhindar dari bakteri yang merusak kualitas susu.

Karena sudah cukup kesohor, banyak pelanggan yang antre membeli susu murni segar sejak pagi, mulai dari yang cuma sebotol hingga yang puluhan liter.

Seorang pedagang keliling susu murni membeli sedikitnya 25 liter susu untuk diantarkan ke pelanggannya. Ia menjualnya seharga Rp 5 ribu perbotolnya. Menurutnya, selera tiap pelanggan berbeda, bahkan ada yang memesan susu murni tanpa diolah sama sekali.

Namun, animo besar konsumen ternyata diiringi juga ulah segelintir penjual susu nakal. Seorang informan membawa kabar tak sedap soal adanya pedagang susu segar keliling yang mencampurnya dengan bahan kimia. Berbekal kamera tersembunyi kami kejar informasi itu ke penjual yang dimaksud.

Kecurigaan atas penjual susu bermasalah ini mendorong Tim Sigi menyelidikinya lebih jauh. Dari hasil negosiasi dengan si penjual susu, tim bisa mengakses pendistribusian dan juga proses pembuatan. Saat matahari baru terit, tim menyambangi sang penjual susu untuk menyaksikan langsung proses penjualan susu.

Kesempatan kali ini, penjual hanya membawa lima belas bungkus susu sapi yang akan dilego. Harganya juga cukup bersahabat Rp 2.500 perbungkus. Bermodal sepeda motor, Ia menjajakan susu segar ke berbagai lokasi

Sang penjual susu kemudian masuk ke lingkungan perumahan. Ia pun beraksi menawarkan dagangannya. Rupanya sang pedagang pandai juga memainkan bahasa yang meyakinkan soal manfaat susu bagi tubuh. Kedatangannya seakan-akan sudah ditunggu meski belum menjelang sore. Susu segar pun ludes terjual menghasilkan puluhan ribu rupiah.

Sekilas tak ada yang janggal, tapi yang menggelitik adalah apa bahan dasar yang digunakan si pedagang meracik susu segarnya. Keesokan harinya, si pedagang mengajak berbelanja susu murni. Namun, arahnya berubah jadi ke pasar dan membeli kelapa yang sudah diparut. Tim terus mengikuti dengan kamera tersembunyi hingga akhirnya si pedagang susu singgah ke toko kimia. Ia membeli sekantong tawas yang biasa digunakan menjernihkan air.

Susu murni, kelapa parut dan juga sebungkus tawas sudah didapat, tinggal proses pengerjaannya. Bahan-bahan yang sudah dibeli dikumpulkan dan si penjual susu pun langsung mempraktikkan cara mengolah susu yang tadinya murni menjadi susu abal-abal karena dicampur dengan perasan santan dan tawas.

Perasan santan yang sudah ditiriskan kemudian dipanaskan di api kecil. Susu yang juga dipanaskan dan sudah diberi garam sebagai perasa dan tawas kemudian dicampur dengan perasan santan. Susu segar abal-abal pun siap dipasarkan. Metodenya sangat sederhana sekali tapi menguntungkan penjual.

Kisah si penjual susu abal-abal ini mungkin mirip dengan sejumlah wiraswasta lain. Nasib getir diberhendtikan atau di PHK dari tempatnya bekerja membuat ia memutuskan banting setir menjadi pedagang. Berdagang susu secara jujur di awal kisahnya berwiraswasta tak mendatangkan untung besar, jalan pintas pun dipilih.

Jalan pintas itu salah satunya dengan menformulasikan santan ke dalam susu. Setengah liter santan diramu dengan satu liter susu. Hasilnya tentu saja satu setengah kali lebih banyak, namun ini jelas-jelas menipu. Pelanggaran tak sampai disitu saja, bahayanya mencampur bahan kimia tawas ke dalam susu pun sebenarnya sangat disadarinya. Namun, karena si pedagang tak ingin berisiko rugi susunya basi, tawas pun nyemplung kedalam susu.

Kepala Farmamin Dinas Kesehatan Semarang, Fatulrohman menegaskan pihaknya sudah mengeluarkan pelarangan penggunaan tawas ke dalam susu murni. Selain melanggar hukum, aktivitas itu berbahaya bagi kesehatan. Menurutnya, penggunaan tawas bukan untuk makanan pada susu murni yang bertujuan mengawetkan. Hal itu bisa berisiko besar bagi kesehatan tubuh termasuk menimbulkan berbagai macam penyakit.

Larangan serupa juga diungkapkan Ahli Mutu & Keamanan Pangan, UNIKA Soegijapranata Semarang, Ita Sulistyawati. Menurutnya, campuran tawas dengan susu bisa menjadi racun arsenik yang mematikan.

Sementara itu, Dinas Pertanian mengaku telah memberikan pengawasan hingga sanksi guna menekan peredaran susu murni abal-abal. Namun sayang, tindakan konkrit yang tegas belum begitu nampak di permukaan. Pasalnya, kasus penjualan susu murni abal-abal masih saja terjadi, meskipun tindakan ini dilakukan oleh segelintir oknum penjual susu murni yang ingin untung besar namun mengorbankan konsumen.

Karena itu, pemerintah diminta segera menidak tegas pelakunya. MAsyarakat pun diminta waspada agar terhindar dari mengonsumsi susu abal-abal yang bisa merugikan kesehatan.(IAN/ADI)

Awas Semangka Beracun!

Awas Semangka Beracun!  


12/11/2011 23:29
 Melihat sepintas buah bulat besar ini yang terbayang langsung kesegarannya. Warnanya yang cerah dan rasanya yang manis mampu menghilangkan dahaga. Tentu juga tak ketinggalan manfaatnya bagi kesehatan, di antaranya cegah kanker dan juga meningkatkan vitalitas pria dewasa.

Tapi, tunggu dulu. Ada berita miring yang kami sirap seputar semangka. Disinyalir, beredar semangka yang disuntik dengan zat kimia berbahaya. Nah, apa jadinya jika ternyata Anda pernah menyantapnya secara tidak sengaja? Tergerak untuk menyelidiki kebenaran kabar soal semangka tersebut, Tim Sigi terjun untuk menyelidikinya.

Setelah berlika-liku mencari, Tim Sigi menemukan bahwa memang ada semangka yang disuntik dengan pewarna tekstil dan pemanis buatan. Tentu, bukan tanpa risiko. Pemanis jenis sakarin ini memang punya rasa lima puluh kali lipat lebih manis dari pemanis alami. Namun, bisa menimbulkan sakit kepala bahkan risiko tumor kandung kemih.

Rabu, 09 November 2011

Peristiwa 10 November merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia dan Belanda. Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya.NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pun membonceng. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.
Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.
Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.
Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.
Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.
Namun di luar dugaan, ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama’ serta kiyai-kiyai pondok jawa seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiyai-kiyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kiyai)juga ada pelopor muda seperti bung tomo dan lainnya. sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.
Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.

10 Nopember === Hari Pahlawan === kota Surabaya

Kota Surabaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Surabaya
Kota Pahlawan
—  Jawa Nuvola single chevron right.svg Jawa Timur  —
Tugu Pahlawan
Lambang Kota Surabaya
Lambang
Kota Surabaya terletak di Indonesia
Kota Surabaya
Lokasi Kota Surabaya di Pulau Jawa
Koordinat: 7°16′S 112°43′E
Negara Indonesia
Hari jadi31 Mei 1293
Pemerintahan
 - Wali kotaTri Rismaharini
 - DAURp. 679.450.127.000,- [1]
Luas
 - Total333,063 km2
Populasi (2010)
 - Total2.765.908
 Kepadatan8.304,5/km²
Zona waktuWIB (UTC+7)
Kode telepon+62 31
SNI 7657:2010SBY
Situs webwww.surabaya.go.id
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa TimurIndonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya) dan akhirnya menjadi kota Surabaya

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Sejarah

[sunting]Sebelum kedatangan Belanda

Lambang kota Surabaya di masaHindia Belanda (1934)
Surabaya dulunya merupakan gerbang Kerajaan Majapahit, yakni di muara Kali Mas. Bahkan hari jadi Kota Surabaya ditetapkan sebagai tanggal 31 Mei 1293. Hari itu sebenarnya merupakan hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap pasukan kerajaan Mongol utusan Kubilai Khan. Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai ikan SURO (ikan hiu/berani)dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai BOYO (buaya/bahaya), jadi secara harfiah diartikan berani menghadapi bahaya yang datang mengancam. Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi Surabaya.
Pada abad ke-15, Islam mulai menyebar dengan pesat di daerah Surabaya. Salah satu anggota wali sanga, Sunan Ampel, mendirikan masjid dan pesantren di daerah Ampel. Tahun 1530, Surabaya menjadi bagian dari Kerajaan Demak.
Menyusul runtuhnya Demak, Surabaya menjadi sasaran penaklukan Kesultanan Mataram: diserbuPanembahan Senopati tahun 1598, diserang besar-besaran oleh Panembahan Seda ing Krapyaktahun 1610, diserang Sultan Agung tahun 1614. Pemblokan aliran Sungai Brantas oleh Sultan Agung akhirnya memaksa Surabaya menyerah. Suatu tulisan VOC tahun 1620 menggambarkan Surabaya sebagai negara yang kaya dan berkuasa. Panjang lingkarannya sekitar 5 mijlen Belanda (sekitar 37 km), dikelilingi kanal dan diperkuat meriam. Tahun tersebut, untuk melawan Mataram, tentaranya sebesar 30 000 prajurit[2].
Tahun 1675Trunojoyo dari Madura merebut Surabaya, namun akhirnya didepak VOC pada tahun 1677.
Dalam perjanjian antara Paku Buwono II dan VOC pada tanggal 11 November 1743, Surabaya diserahkan penguasaannya kepada VOC.

[sunting]Zaman Hindia-Belanda

Peta Surabaya dari buku panduan perjalanan dari Inggris tahun 1897
Pada zaman Hindia-Belanda, Surabaya berstatus sebagai ibukota Karesidenan Surabaya, yang wilayahnya juga mencakup daerah yang kini wilayah Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Pada tahun 1905, Surabaya mendapat status kotamadya (Gemeente). Pada tahun 1926, Surabaya ditetapkan sebagai ibukota provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelah Batavia.
Sebelum tahun 1900, pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar Jembatan Merah saja. Sampai tahun 1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti daerah Darmo, Gubeng, Sawahan, dan Ketabang. Pada tahun1917 dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.
Tanggal 3 Februari 1942Jepang menjatuhkan bom di Surabaya. Pada bulan Maret 1942, Jepang berhasil merebut Surabaya. Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu pada tanggal 17 Mei1944.

[sunting]Pertempuran mempertahankan Surabaya

Setelah Perang Dunia II usai, pada 25 Oktober 1945, 6000 pasukan Inggris-India yaitu Brigade 49, Divisi 23 yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby mendarat di Surabaya dengan perintah utama melucuti tentara Jepang, tentara dan milisi Indonesia. Mereka juga bertugas mengurus bekas tawanan perang dan memulangkan tentara Jepang. Pasukan Jepang menyerahkan semua senjata mereka, tetapi milisi dan lebih dari 20000 pasukan Indonesia menolak.
Tentara Britania menembaki 'sniper' dalam pertempuran di Surabaya
26 Oktober 1945, tercapai persetujuan antara Bapak SuryoGubernur Jawa Timur dengan Brigjen Mallabybahwa pasukan Indonesia dan milisi tidak harus menyerahkan senjata mereka. Sayangnya terjadi salah pengertian antara pasukan Inggris di Surabaya dengan markas tentara Inggris di Jakarta yang dipimpin Letnan Jenderal Sir Philip Christison.
27 Oktober 1945, jam 11.00 siang, pesawat Dakota AU Inggris dari Jakarta menjatuhkan selebaran di Surabaya yang memerintahkan semua tentara Indonesia dan milisi untuk menyerahkan senjata. Para pimpinan tentara dan milisi Indonesia marah waktu membaca selebaran ini dan menganggap Brigjen Mallaby tidak menepati perjanjian tanggal 26 Oktober 1945.
28 Oktober 1945, pasukan Indonesia dan milisi menggempur pasukan Inggris di Surabaya. Untuk menghindari kekalahan di Surabaya, Brigjen Mallaby meminta agar Presiden RI Soekarno dan panglima pasukan Inggris Divisi 23, Mayor Jenderal Douglas Cyril Hawthorn untuk pergi ke Surabaya dan mengusahakan perdamaian.
29 Oktober 1945, Presiden Soekarno, Wapres Mohammad Hatta dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin Harahap bersama Mayjen Hawthorn pergi ke Surabaya untuk berunding.
Pada siang hari, 30 Oktober 1945, dicapai persetujuan yang ditanda-tangani oleh Presiden RI Soekarno dan Panglima Divisi 23 Mayjen Hawthorn. Isi perjanjian tersebut adalah diadakan perhentian tembak menembak dan pasukan Inggris akan ditarik mundur dari Surabaya secepatnya. Mayjen Hawthorn dan ke 3 pimpinan RI meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta.
Pada sore hari, 30 Oktober 1945, Brigjen Mallaby berkeliling ke berbagai pos pasukan Inggris di Surabaya untuk memberitahukan soal persetujuan tersebut. Saat mendekati pos pasukan Inggris di gedung Internatio, dekat Jembatan merah, mobil Brigjen Mallaby dikepung oleh milisi yang sebelumnya telah mengepung gedung Internatio.
Karena mengira komandannya akan diserang oleh milisi, pasukan Inggris kompi D yang dipimpin Mayor Venu K. Gopal melepaskan tembakan ke atas untuk membubarkan para milisi. Para milisi mengira mereka diserang / ditembaki tentara Inggris dari dalam gedung Internatio dan balas menembak. Seorang perwira Inggris, Kapten R.C. Smith melemparkan granat ke arah milisi Indonesia, tetapi meleset dan malah jatuh tepat di mobil Brigjen Mallaby.
Granat meledak dan mobil terbakar. Akibatnya Brigjen Mallaby dan sopirnya tewas. Laporan awal yang diberikan pasukan Inggris di Surabaya ke markas besar pasukan Inggris di Jakarta menyebutkan Brigjen Mallaby tewas ditembak oleh milisi Indonesia.
Letjen Sir Philip Christison marah besar mendengar kabar kematian Brigjen Mallaby dan mengerahkan 24000 pasukan tambahan untuk menguasai Surabaya.
9 November 1945, Inggris menyebarkan ultimatum agar semua senjata tentara Indonesia dan milisi segera diserahkan ke tentara Inggris, tetapi ultimatum ini tidak diindahkan.
10 November 1945, Inggris mulai membom Surabaya dan perang sengit berlangsung terus menerus selama 10 hari. Dua pesawat Inggris ditembak jatuh pasukan RI dan salah seorang penumpang Brigadir Jendral Robert Guy Loder-Symonds terluka parah dan meninggal keesokan harinya.
20 November 1945, Inggris berhasil menguasai Surabaya dengan korban ribuan orang prajurit tewas. Lebih dari 20000 tentara Indonesia, milisi dan penduduk Surabaya tewas. Seluruh kota Surabaya hancur lebur.
Pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran paling berdarah yang dialami pasukan Inggris pada dekade 1940an. Pertempuran ini menunjukkan kesungguhan Bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah.
Karena sengitnya pertempuran dan besarnya korban jiwa, setelah pertempuran ini, jumlah pasukan Inggris di Indonesia mulai dikurangi secara bertahap dan digantikan oleh pasukan Belanda. Pertempuran tanggal 10 November 1945 tersebut hingga sekarang dikenang dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

[sunting]Geografi

Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik di Barat. Surabaya berada pada dataran rendah,ketinggian antara 3 - 6 m di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m diatas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang. Surabaya terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas.

[sunting]Penduduk

Pemandangan tepi sungai di Surabaya di akhir abad ke-19
Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.765.908 jiwa.[3] Dengan wilayah seluas 333,063 km²,[4] maka kepadatan penduduk Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km².

[sunting]Suku Bangsa

Suku Jawa adalah suku bangsa mayoritas di Surabaya. Dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, Suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya dari kraton yang dipandang sebagai pusat budaya Jawa.
Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%),Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain atau warga asing.
Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri. Sebagai pusat komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.

[sunting]Agama

Masjid di Surabaya di masa kolonial
Agama Islam adalah agama mayoritas penduduk Surabaya. Surabaya merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa. Masjid Ampel didirikan pada abad ke-15 oleh Sunan Ampel, salah satu pioner walisongo.
Agama lain yang dianut adalah Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Di Surabaya juga dijumpai penganut Islam Syiah dalam jumlah yang cukup signifikan. Walaupun Islam merupakan mayoritas di Surabaya kerukunan umat Beragama saling menghormati, menghargai dan saling menolong untuk sesamanya cukuplah besar, niat masyarakat Surabaya dalam menjalankan Amal Ibadahnya. Tidak hanya itu saja banyaknya yayasan-yayasan sosial yang berazaskan Agama juga banyak, mereka bekerja sama dalam kegiatan Bhakti sosial. Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya yang sering Exist dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia pada umumnya serta masyarakat Jawa Timur khususnya. Surabaya adalah rumah dari beberapa gereja besar Indonesia. Dan banyak sekte atau aliran gereja yang muncul di kota Surabaya

[sunting]Bahasa

Surabaya memiliki dialek khas Bahasa Jawa yang dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek ini dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, dan memiliki pengaruh di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Dialek ini dikenal egaliter, blak-blakan, dan tidak mengenal ragam tingkatan bahasa seperti Bahasa Jawa standar pada umumnya. Masyarakat Surabaya dikenal cukup fanatik dan bangga terhadap bahasanya. Tetapi oleh peradaban yang sudah maju dan banyaknya pendatang yang datang ke Surabaya yang telah mencampuradukkan bahasa Suroboyo,Jawa Ngoko dan Madura,bahasa asli Suroboyo sudah punah. Contoh Njegog:Belok, Ndherok:Berhenti, Gog:Paklek/Om, Maklik:Bulek/tante.

[sunting]Perekonomian

Hotel Embong Malang di tahun 1880-an
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, dan PT PAL. Kawasan industri di Surabaya diantaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dan Margomulyo.
Dewasa ini terdapat belasan mal-mal besar dan puluhan supermarket besar. Pusat perbelanjaan modern ternama diantaranya: Tunjungan PlazaPakuwon Trade Centerdan Supermall Pakuwon Indah (satu gedung), Mal Galaxy, Golden City Mall, Bubutan Junction (BG Junction), Royal Plaza, City of Tomorrow (CiTo), Surabaya Town Square (Sutos), Hi Tech Mall, Grand City Mall, Maspion Square, MEX Building, Pasar Atum Mall, ITC Surabaya, Plaza Marina (dahulu Sinar Fontana), danPlasa Surabaya yang oleh masyarakat Surabaya lebih dikenal dengan Delta Plaza serta yang paling baru saat ini adalah Empire Palace, yang sekaligus merupakan wedding mal pertama di Indonesia. Sedangkan pusat perbelanjaan tradisional ternama diantaranya Pasar Turi, Pasar Atom, dan Darmo Trade Center (DTC) yang dahulunya adalah Pasar Wonokromo.

[sunting]Budaya

Surabaya dikenal memiliki kesenian khas:
  • Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari.
  • Tari Remo, adalah tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkan untuk tamu istimewa
  • Kidungan, adalah pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humor
Selain kesenian khas diatas, budaya panggilan arek (sebutan khas Surabaya) diterjemahkan sebagai Cak untuk laki-laki dan Ning untuk wanita. Sebagai upaya untuk melestarikan budaya, setiap satu tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya. Cak & Ning Surabaya dan para finalis terpilih merupakan duta wisata dan ikon generasi muda kota Surabaya.
Setiap setahun sekali diadakan Festival Cak Durasim (FCD), yakni sebuah festival seni untuk melestarikan budaya Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya. Festival Cak Durasim ini biasanya diadakan di Gedung Cak Durasim, Surabaya. Selain itu ada juga Festival Seni Surabaya (FSS) yang mengangkat segala macam bentuk kesenian misalnya teater, tari, musik, seminar sastra, pameran lukisan. pengisi acara biasanya selain dari kelompok seni di surabaya juga berasal dari luar surabaya. diramaikan pula pemutaran film layar tancap, pameran kaos oblong dan lain sebagainya. diadakan setiap satu tahun sekali di bulan juni bertempat di Balai Pemuda

[sunting]Pendidikan

[sunting]Perguruan tinggi negeri

[sunting]Perguruan tinggi swasta

[sunting]Transportasi

[sunting]Jalan Raya

Surabaya merupakan pusat transportasi transportasi darat di bagian timur Pulau Jawa, yakni pertemuan dari sejumlah jalan raya yang menghubungkan Surabaya dengan kota-kota lainnya. Jalan tol termasuk ruas Surabaya-Gresik, Surabaya-Waru-Gempol, dan Waru-Bandara Juanda. Saat ini telah dikaji rencana pembangunan jalan tol dalam kota Lintas Tengah dan Lintas Timur untuk mengurangi kemacetan. Jalan tol yang akan segera dibangun adalah Surabaya-Mojokerto-Kertosono.
Untuk menghubungkan Surabaya dengan pulau Madura, terdapat Jembatan Suramadu yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia.

[sunting]Bus

Hubungan bus antarkota dilayani oleh dua terminal bus besar, yaitu Terminal Bus Purabaya (Bungurasih) dan Terminal Bus Tambak (Osowilangun).
Terminal Bus Purabaya atau lebih populer dengan nama Terminal Bungurasih, merupakan terminal bus tersibuk di Indonesia (dengan jumlah penumpang hingga 120.000 per hari), dan terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Terminal ini berada di luar perbatasan Kota Surabaya dengan Kecamatan Waru, Sidoarjo. Terminal ini melayani rute jarak dekat, menengah, dan jauh (AKAP).
Terminal Bus Tambak (Osowilangun) melayani angkutan jarak dekat dan menengah lintas utara hingga ke Semarang.

[sunting]Kereta Api

Kota Surabaya dihubungkan dengan sejumlah kota-kota di Pulau Jawa melalui jalur kereta api. Surabaya memiliki 4 stasiun kereta api besar:WonokromoGubengSurabaya KotaStasiun Pasar Turi. Stasiun Pasar Turi melayani jalur kereta api bagian utara Pulau Jawa dengan jurusan Surabaya-Semarang-Pekalongan-Tegal-Cirebon-Jakarta (Gumarang, Sembrani, Argo Anggrek), Jalur kereta api termasuk jurusan Surabaya-Malang-Blitar (Penataran), Surabaya-Kertosono-Blitar (Dhoho), Surabaya-Bojonegoro-Cepu (KRD), Surabaya Gubeng-Jember-Banyuwangi (Mutiara Timur), Jember-Surabaya-Yogyakarta-Purwokerto (Logawa), Banyuwangi-Yogyakarta (Sritanjung), Surabaya Gubeng-Kiaracondong (Pasundan),Surabaya-Lempuyangan-Jakarta (GBMS), Surabaya-Semarang Poncol-JAKK (Kertajaya) dan kereta rel diesel SAKK-Porong (Komuter). Nama-nama kereta tersebut merupakan kereta kelas ekonomi ( Kawula Alit )

[sunting]Pesawat

Bandara Internasional Juanda, adalah bandar udara internasional yang melayani kota Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Bandara Internasional Juanda terletak di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya. Bandara Internasional Juandadioperasikan oleh PT Angkasa Pura 1.
Bandara ini memiliki panjang landasan 3000 meter. Bandara Juanda yang baru memiliki luas sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m². Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu menampung 6 juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.
Bandara yang baru ini memiliki 11 airbridge atau garbarata. Bandara Juanda yang baru sudah dioperasikan mulai dari tanggal 07 November 2006, walaupun baru diresmikan pada tanggal 15 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Bandara Juanda baru terdiri dari tiga lantai.
Terminal Baru dibagi menjadi dua terminal: Terminal A atau Terminal Internasional dan Terminal B atau Terminal Domestik. Maskapai penerbangan Garuda Indonesia domestik menggunakan Terminal A sebagai terminal keberangkatan domestik mereka, sedangkan Terminal B sebagai terminal kedatangan domestik mereka. Semua penerbangan internasional Garuda Indonesia tetap terbang atau mendarat dari Terminal A.
Kebanyakan penerbangan di terminal baru ini sudah menggunakan garbarata/belalai gajah, tetapi tetap ada yang masih menggunakan tangga, terutama bagi pesawat-pesawat domestik.
Bus DAMRI disediakan oleh pemerintah setempat yang dapat mengantarkan penumpang ke Terminal Purabaya/Bungurasih dengan biaya Rp 15.000,-. Pada bulan November 2006, bertepatan dengan pembukaan bandara baru, sistem transportasi bus baru tersebut mulai dioperasikan.

[sunting]Angkutan dalam kota dan regional

Angkutan dalam kota dilayani oleh taksibus kota (AC/Non AC), angkutan kota (lebih dikenal dengan sebutan Bemo), angguna (seperti taksi namun tanpa AC, dan memiliki bentuk khas), dan becak (meski kini semakin dibatasi penggunaannya). Surabaya memiliki sejumlah terminal dalam kota, antara lain Joyoboyo, Bratang, dan Jembatan Merah.
Untuk angkutan skala regional, terdapat Kereta Komuter yang menghubungkan Surabaya-Sidoarjo-Porong, Surabaya-Lamongan, Surabaya-Mojokerto dan tengah dipersiapkan jalur lintas dalam kota Benowo - Kalimas (Perak) - Waru
Dan juga akan direncanakan pembangunan monorel seperti yang sedang dikembangkan di Jakarta. Pembangunan monorel Surabaya akan mengikuti jalur Ujung (Perak)-Bundaran Waru.
Dalam waktu dekat segera direalisasikan jalur busway koridor Utara - selatan dan timur - barat sebagai model transportasi modern

[sunting]Pemerintah Kota Surabaya

[sunting]Wali Kota Surabaya

Wali kota Surabaya yang pertama pada masa Indonesia merdeka adalah Doel Arwono (1950-1952), dikenal dengan panggilan Cak Doel sebelum menjabat wali kota ia menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Timur.[10] Wali kota Surabaya saat ini adalah Tri Rismaharini yang diusung oleh PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).

[sunting]Pembagian administratif

Kota Surabaya terdiri atas 31 kecamatan[11]. Berikut adalah daftar kecamatan di Surabaya yang dibagi dalam 5 wilayah:

[sunting]Surabaya Pusat

[sunting]Surabaya Timur

[sunting]Surabaya Barat

[sunting]Surabaya Utara

[sunting]Surabaya Selatan

[sunting]Tempat menarik

Beberapa kawasan menarik di Surabaya antara lain:
  • Kawasan minat khusus: Ampel (wisata religi), Taman Budaya Cak Durasim, Kya Kya Surabaya di kawasan Kembang Jepun, G-Walk, dan Pantai Kenjeran.
  • Taman: Bungkul dan Bratang.
  • Monumen dan museum: Tugu PahlawanMonumen Kapal Selam, Museum Mpu Tantular, Museum House of Sampoerna, Patung Mayangkara, Monumen Bambu Runcing, Monumen Jales Veva Jaya Mahe, Museum 45, Patung Karapan Sapi, Monumen Bhayangkara.
  • Bangunan bersejarah dan cagar budaya: GrahadiBalai Kota SurabayaBalai PemudaInternatioJembatan Merah, Kantor Gubernur Jawa Timur, Monumen Kapal Selam, Hotel Majapahit Mandarin OrientalPelabuhan KalimasKantor PelniGedung PTPN XXIIGedung Bank Niaga, Gedung PT Artho Ageng Energi, Hotel Ibis Surabaya.
  • Atraksi: Kebun Binatang Surabaya
  • Tempat permandian : Darmo Grand, kolam renang manyar, Kolam renang Marina, Ciputra Water Park.
  • Convention hall: Balai Sahabat, Balai Pemuda, Plaza Tunjungan, Garnizun, Gedung Nasional, Gita Tamtama, Gramedia Expo, Indosat, Maranatha, Maspion Convention Center, PDAM, Ruang Serbaguna Bank, Surabaya Mall, World Trading Center, Balai KB, Gedung Unair, Gedung Wanita, Gedung IDI, Gedung Serbaguna STE, Graha ITS, Kristus Raja, Tri Buana Tungga, DPD Golkar Jatim, Gedung Depag, Wisma Sier, Convention Hall Kepu, Gedung DHD 45, Grand City.
  • Pusat perbelanjaan:
    • Mall: Tunjungan Plaza, Atom Mall, Surabaya Town Square, Grand City Mall, Mal Galaxy, Surabaya Plaza (Delta Plaza), Pakuwon Trade Center, Supermal Pakuwon Indah, Royal Plaza, Golden City Mall, Plaza Marina, Jembatan Merah Plaza, City of Tomorrow, Empire Palace, WTC, Darmo Trade Center, Pusat Grosir Surabaya, Lenmarc Mall, Central Point, East Coast Center, Kapas Krampung Plaza, JS Plaza, BG Junction, Hi Tech Mall, Tunjungan Electronic Center, Maspion Square, ITC Surabaya, Dupak Grosir, Mangga Dua Center, Ciputra World.
    • Modern: Sinar Supermarket 24 jam, Sinar Jemursari, Carrefour Golden City, Carrefour BG Junction, Carrefour Center Point, Carrefour Rungkut, Carrefour Ahmad Yani, Makro Tandes, Makro Waru, Giant Maspion Square, Giant Mayjend Sungkono, Giant Mulyosari, Giant Wiyung, Hi-Tech Mall (pusat komputer), Tunjungan Electronic Center, World Trade Center (pusat ponsel), Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Pusat Grosir Surabaya (PGS).
    • Tradisional: Pasar Atom, Pasar Turi, Pasar Wonokromo, Pasar Tambah Rejo Baru, Pasar Genteng, Pasar Kapasan, Pasar Pucang, Pasar Blauran.
  • Landmark : Patung Suro & Boyo, Jembatan Suramadu

[sunting]Media

[sunting]Televisi

[sunting]Radio

Surabaya memiliki puluhan radio, di antaranya:
NamaFrekuensiSitus
Suara SurabayaFM 100.0
PramborsFM 89.3
Radio GigaFM 99.6
Hard Rock FMFM 89.7
ColorsRadioFM 87.7
IstaraFM 101.10
Radio SuzanaFM 91.30
myRadioFM 94.4
Radio KotaFM 88.10
Metro FemaleFM 88.50
JTFM 88.9
MediaFM 90.10
RRI Pro2FM 95.2
SonoraFM 98.0
RRIFM 99.2
CakrawalaFM 101.50
WijayaFM 103.5
JJFM 105.9
EBSFM 105.9
DJFMFM 94.8
MercuryFM 96.0
Trijaya FMFM 104.7
Global FMFM 90.90
MTB FMFM 102.7
MDC FMFM 100.5
B-FMFM 92.90
Pas FMFM 104,3http://pasfm.com/
NamaFrekuensiSitus

[sunting]Media cetak

[sunting]Rupa-rupa

[sunting]Makanan khas

Surabaya memiliki sejumlah makanan khas, diantaranya:

[sunting]Musik dan Hiburan

Surabaya banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Surabaya antara lainDewa 19PadiTic Band, dan Boomerang. Penyanyi kelahiran Surabaya antara lain: Maia "Ratu"Ita Purnamasari, dan Joshua. Grup lawakSrimulat juga didirikan di Surabaya, para pelawaknya telah populer di Jawa Timur selama puluhan tahun sebelum akhirnya pindah ke Jakarta.Lokalisasi terbesar di Asia Tenggara(dalam arti luas wilayah dan jumlah pekerja seks komersial) juga terdapat di Kota Surabaya tepatnya di daerah yang dikenal dengan nama Gang Dolly

[sunting]Tokoh Surabaya

Tokoh-tokoh nasional yang dilahirkan di Surabaya adalah:

[sunting]Klub Olahraga

[sunting]Pranala luar

[sunting]Referensi

  • JGA Parrot; "Who Killed Brigadier Mallaby"; 1976; Indonesia Magazine, July 1976 hal. 91; Cornell University.
  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
  2. ^ M. C. RicklefsA History of Modern Indonesia since c. 1200, 2008
  3. ^ Data Agregat Sensus Penduduk Tahun 2010 Provinsi Jawa Timur. Diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik.
  4. ^ Luas wilayah Kota Surabaya menurut Situs Web Resmi Pemerintah Kota Surabaya.
  5. ^ [1]"website UNAIR"
  6. ^ [2]"website ITS"
  7. ^ [3]"website UNESA"
  8. ^ [4]"website IAIN Sunan Ampel"
  9. ^ [5]"website Universitas Trunojoyo"
  10. ^ [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1985/01/26/ALB/mbm.19850126.ALB39980.id.html"
  11. ^ "Perda No. 5 2006" (PDF). Diakses pada 26 Januari 2009.